Kamis, 28 Mei 2009

Sekedar Menulis

Jari - jari tangan ini, tak lelah mengungkap jati.
Satu per satu jari, berkata walau tampak terbata.
Tak hanya lidah, yang sekarang ini bisa bicara.
Semua indera, semua punya hati.


Mata...
Yang ada dua tentunya.
Melihat sesuatu yang nyata bahkan maya.
Bahkan mata pernah berkata padaku, bahwa dia bisa membaca.
Aku pikir, aku bermimpi.
Tapi benar, mata bisa membaca.
Membaca segala sesuatu yang tampak di depannya.
Yang tampak saja...

Hidung...
Indera pencium yang punya dua lubang dengan bentuk beraneka ragam.
Ternyata, ia juga dapat mengungkap rasa.
Mengendus - endus, jika terdapat bau yang berbeda dari biasanya.
Bekerjasama dengan suasana.
Tapi, tiap hidung mengendus dengan mengerenyitkan dahi, pikiran dan hati menyapu bersih perasaan.
Tak ingin prasangka...


Telinga...
ia juga dapat berujar.
Gemericik, semilir, hembusan, bahkan samar-samar pun dapat terdengar.
Tapi, telinga tak sendiri.
Ia sedikit labil hingga harus didampingi dengan bibir.
Yang berikan senyuman, meredam intonasi...


Lidah...
Indera perasa yang tak pernah lepas dari kata-kata.
Pahit, manis, asin dan pedas semua bisa terlepas.
Berjuta ekspresi mengitari indera ini.
Dialah,pengungkap kalimat dari dari apa yang tertangkap.


Semua berpadu,
Saling berikan argumen masing-masing.
Dan biarkan hati yang jadi filtrasi.
Dan lagi-lagi, pikiran tetap jadi pengawal.



18.39 WIB selesai juga...


Ditemani lagu Cing Fei Te Yi, soundtracknya salah satu sinema mandarin yang luarbiasa bagusnya menurutku, so romantic banget (Jadi pengen nontonnya lagi-red), tiba-tiba pulang kantor yang muncul ide buat nulis. Jujur, tapi sebenernya bingung banget mau nulis apaan. Tapi, pengen banget menulis sesuatu walaupun tak seberapa ini. Jam setengah enam sore, hari ini juga aku langsung ngidupin kompi terus timbul inspirasi tentang alat indera. Aneh ya..ide yang aneh and ada-ada aja. Apa ada pengaruhnya dari tenggorakan yang beberapa hari ini ga support ya? Biasa, radang mulai menunjukkan ketidak akraban di saat waktu yang menurutku kurang tepat. Tapi, untungnya ga sampai serak-serak bergembira. Oke, lupakan...

Sesuatu saling berkomunikasi, saling support satu sama lain. Saat yang satu salah yang lain membenarkan, saat yang ada yang terlupakan yang lain mengingatkan, saat ada yang terlena yang lain membangunkan, saat yang ada yang kecewa yang lain menyemangatinya, saat ada yang berprasangka yang lain menenangkannya, saat ada yang ragu yang lain berusaha menyakini, semua berkaitan agar semua sejalan. Hmm, mungkin itu gambaran tulisan di atas. Alat indera semua bisa bicara. Bicara bukan dalam artian harfiah. Apa yang tertangkap, itu perkataannya. Tinggal menelaahnya saja. So,disinilah perlunya kerjasama dari pikiran alias positive thingking.

Yah, sekedar penjelasan dari tulisan di atas aja. Karena, apa yang telah ditulis harus punya sesuatu yang paling tidak, bisa dijadiin semacam bahan bacaan buat diri sendir kalau sesuatu itu punya hati, alat indera itu punya rasa..

Ih, wow...
Lagi-lagi, Cing Fei Te Yi "meteor garden" F4 dan kawan-kawan jadi soundtrack closing. Waduh, jadi bener-bener pengen nonton filmnya. Hmm, Its time for going to Warnet. Masih setengah delapan, masih siang kok..Hehehe. Doakan, ga penuh warnetnya yak..
So, cukup ini dulu.
Control S alias save as..

Kota dengan Tugu Gajahnya,
Pukul 19.31 WIB







1 komentar:

  1. loh kok ada fotonya Erika ya?
    apakah kalian jadian?wkwkwkw..gua ketinggalan berita nih...

    BalasHapus