Jumat, 08 Mei 2009

Misunderstanding


Terima kasih sudah mau menyempatkan membaca tulisan yang tak seberapa ini. Mumpung lagi ada ide, ga ada salahnya untuk sedikit berapresiasi. Sebenarnya, sudah ada sebuah tulisan yang aku tulis di sela-sela kesibukan tadi siang di kantor tercinta, tempatku menjemput rezeki-Nya. Tapi, sampai dirumah ternyata flash kesayanganku, teman tak nyata menampung segala cerita tertinggal di kantor sana. Ufh..dasar pikun lagi – lagi menyelimuti. Kesal….


Kemarin kita bahas tentang “Exam”. Kira – kira, kali ini kita ngebahas apaan ya? Hmm, mungkin belajar bahasa inggris aja kali ya. Sebenernya sih, aku ga bisa bahasa inggris, kalau bahasa palembang paca’ sikitlah. Secaro wong palembang dak paca’ bahaso dusun, dak paca dibilang wong dusun. Hehehe, jadi kangen sama Palembang. Insya allah, akhir Mei mudah – mudahan kesampean ke Palembang. Martabak Har.......I’m coming...!!! Lho???!!!


Okay, kita mulai aja kalo ga salah dalam bahasa inggris kita kenal yang namanya derivatives. Dalam derivatives, salah satunya adalah tentang topik verb affixes. Contohnya, Awalan mis or dis kalo ditambah verb maksudnya menidakan. Example, mis ditambah understand itu menjadi misunderstand. Oops, tiba – tiba gak gimana gitu dengan kata – kata ini. Misunderstand....misunderstanding, salah paham? Jadi inget cerita salah seorang kawanku. Begini ceritanya.



Berawal dari aku membaca sebuah sms yang dikirimkan oleh kawanku itu kepada seseorang yang ia sayangi. Ehm...Kalau aku lihat, maksud smsnya baik kok. Kawanku itu ga mau menganggu konsentrasi orang yang ia sayang. Bukan apa – apa, rencananya seseorang yang kawanku sayangi ini akan mengikuti sebuah kompetisi besar yang nantinya bisa memberi pengaruh besar dalam kehidupannya nanti. Kawanku ini mencoba memahami kondisi, dia tak ada maksud untuk menghilang. Sedikit lucu, sambil malu – malu kawanku ini berbisik, ”sebenernya, pengen banget telpon – telponan tiap malem. Tapi, dia kan mau belajar. Ntar aku ganggu lagi. Wah, aku bakalan kangen banget deh”, kata kawanku itu. Dasar kawanku, jaim – jaim ga jelas tuh. Tapi aku ngerti kok, maksudnya baik. Aku tahu pasti kawanku itu. Dia sangat toleransi dengan kondisi seseorang. Selalu pengen kasih semangat ke orang lain dan dia berusaha memahami posisi seseorang. Kemudian kawanku itu kembali berbisik kepadaku, kali ini ia berbisik dengan wajah biru merona (berhubung kawanku ini suka warna biru, jadi kita rubah merah merona menjadi biru merona-red), ”asal, dia ga cari ”penyemangat” lain aja di sana”, kata kawanku lagi. Yupz...aku mengerti. Ku anggukan kepalaku tanda aku sangat mengerti. Ternyata, kawanku yang cantik satu ini (kawanku ini paling suka disebut cantik-red) mengharapkan ia adalah tetap salah satu penyemangat setelah keluarga, baik itu ibu, kakak ataupun adik dari orang yang ia sayangi tadi.


Lho, kok kita jadi ngebahas kawanku ya. Padahalkan kita mau belajar bahasa inggris. Tapi ga apa – apa. Paling tidak, aku bisa ngasih gambaran atau pejelasan tentang sebuah kesalahpahaman dari cerita temanku tadi. So, mau dilanjut lagi bahasan tentang bahasa inggrisnya? Atau kita bahas lain kali? Sip, agaknya aku mendengar suara – suara mengeong tanda sudah pada bete baca tulisan ini ya. Maaf ya, lain kali smsnya eh maksudku tulisanku bakalan ku kemas dengan lebih cantik lagi. Biar semuanya jelas dan ga melengkung terus ga berbelit – belit lagi.


Kutulis ditemani Senja di Sebuah Kota dengan Tapis Berseri-nya.
Pkl. 17.05 – 17.55 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar